Jati Anom Obong 9
‘Ki Garu Wesi cepat merendahkan tubuh lalu menerjang Ki Hariman sepenuh tenaga. Kerikil sungai terlontar ketika kakinya menjejak dasarnya yang dangkal itu. Dalam sekejap ia...
Tag : sastra Indonesia
Jati Anom Obong 8
“Kau berhasil mendapatkan kitab itu!” seru kegirangan Ki Tunggul Pitu, bahkan ia nyaris berloncatan riang seperti anak kecil sebelum Ki Garu Wesi menggamit lengannya. “Inilah...
Jati Anom Obong 7
Dengan demikian, maka perkelahian itu pun menjadi semakin membahayakan. Setiap orang mulai mengerahkan segenap kemampuannya dan udara pun mulai terasa hangat saat tenaga cadangan mulai...
Jati Anom Obong 6
“Kalian benar-benar telah kehilangan akal sehat!” seru Sayoga saat Ki Sarjuma menyerangnya dengan ganas dan beringas. Ia kembali berloncatan lalu sekali-kali balas menyerang dengan melemparkan...
Jati Anom Obong 5
Sayoga yang menyimpan karunia terpendam dalam dirinya segera menyesuaikan diri dengan gelombang serang berbahaya dari Ki Sarjuma serta Ki Malawi. Walaupun ia tidak memiliki ilmu...
Membidik 27
Sarja memandang kepadanya dengan marah.Ia telah melihat kedahsyatan ilmu Ki Garu Wesi, tetapi nada Ki Garu Wesi ketika menyebut nama-nama orang yang dihormatinya telah mengurai...
Membidik 26
Sejenak kemudian sunyi mendatangi mereka. Dua jalur tidak dapat dilewati, sementara mereka terlalu mudah untuk dijangkau oleh orang-orang Raden Atmandaru. Sabungsari termangu. Diedarkannya pandangan mata...
Membidik 25
Mereka pun berpisah. Kedua orang itu, masing-masing, tengah memecah pikiran di tengah derap langkah menuju pencarian kitab Kiai Gringsing. Bila Agung Sedayu sibuk mengurai kalut...
Membidik 24
Agung Sedayu tidak menanggapinya. Ia tidak mempunyai pendapat tentang ucapan Ki Tunggul Pitu. Pilihan yang dihadapinya dan keputusan yang telah dibuatnya, sungguh, menjadikan Agung Sedayu...
Membidik 23
“Berteman,” gumam Agung Sedayu. Sebagai seorang teman, renungnya. Tentu saja ada kepentingan yang menempel padanya. Ia tidak mungkin menghendaki Swandaru. Apa yang ia harapkan dari...