Hanya sekejap, bahkan kurang dari sekejap! Keadaan sekitar mereka menjadi porak-poranda oleh cambuk Agung Sedayu yang tiba-tiba menggelepar, membelah udara, berayun sendal pancing dengan ledakan...
Dalam waktu itu selarik sinar yang menjadi andalan Agung Sedayu seolah menemui jalan buntu. Seberkas cahaya Agung Sedayu yang dapat meruntuhkan tebing cadas kini menjadi...
“Siapakah dia?” tanya Ki Sawentar. “Keluargaku, maka aku kira cukup adil rasanya dengan tendangan seperti ini,” tukas orang itu sambil menendang dada Swandaru cukup keras....
Sewaktu Sayoga berkubang dalam gelombang perkelahian melawan Ki Sarjuma dan Ki Malawi, Agung Sedayu tengah menghadapi pilihan sulit. Riuh perbincangan orang-orang yang memusuhinya jelas terdengar...
Sayoga tidak lagi dapat berkata-kata, ia menunduk lalu tenggelam dalam kubang indah yang bernama kasih sayang. Ujung matanya menjadi basah namun ia tidak malu untuk...
Ia berpikir keras. Sekejap kemudian, Ki Sarjuma menyadari keanehan terjadi pada dirinya. Ia terlilit oleh angin panas yang tidak datang perlahan dan meningkat secara pelan....
Bergegas bangkit seorang yang dituakan oleh para pengawal lalu diikuti oleh ketiga rekannya, sedikit tertatih mereka meninggalkan gelanggang pertarungan dahsyat di awal malam. Cahaya bulan...
Pusaran angin yang menghempas ke segala penjuru menjadi tanda kekuatan Sayoga sebenarnya. Daya hisap dan udara yang kuat mendorong saling menutup celah. Keduanya seperti dua...
Sepasang mata Empu Wisanata mencoba menembus kepekatan malam untuk mencari keberadaan para pengawal Menoreh. Lontar napas lega lancar berhamburan dari rongga dadanya sewaktu ia menangkap...
Sayoga tahu yang diperbuatnya, ia sedang menambah minyak pada kobar api yang belum padam. Maka kehati-hatian menjadi benteng terakhir baginya dalam menghadapi Ki Sarjuma yang...