Foto Puro Mangkunegaran awal tahun 1900. masih kelihatan kampung-kampung masih sepi dan banyak pohon lebat. Keprabon masih banyak pohon, Sekolah Wanita belum dibangun. (yang nantinya menjadi SMPN 3,5,10). Societiet Mangkunegaran juga belum ada.
Kampung saya dulu di Gondowijayan sebelah barat mangkunegaran. Kelihatan di foto bagian atas atap bangunan ndalem Larsan, perkampungan saya dulu nempel sebelah barat ndalem Larsan. Di tengah kampung dulu rumah Den Bei.
Tahun 70-an dulu di Gondowijayan kalau malam udaranya dingin sekali. Terasa seperti di Tawangmangu. Gak kebayang udara Solo awal 1900 pasti dingin dan segar..
Timuran, Gondowijayan, Ketelan masih di dominasi pohon lebat. Tiga kampung ini tanahnya sangat rendah, sehingga jika hujan lebat akan banjir sesaat. Rumah-rumah dibangun dengan ketinggian lantai berkisar 50-100 cm. Dulu di musim hujan sumur di Gondowijayan bisa diciduk tanpa perlu dikerek dengan timba.
Tirtayasaweg (Jl. RM Said) dari dulu sudah ramai bangunan di kiri kanan jalan. Pasar Legi kelihatan sudah padat dan ramai. Menuju arah Kebalen juga sudah rame. Kebalen dulu adalah tempat hunian orang-orang Eropa.
Banyak pohon di Solo kira-kira pohon apa ya?? seingat saya dulu waktu kecil banyak sekali pohon waru, jarak , duwet, kecik..
Sumber : Laman Facebook